Sabtu, 23 Maret 2013

Berbakti kepada ORTU - Tafsir

BAB I
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG
Orang tua merupakan orang yang paling berjasa dan berperan dalam kehidupan manusia terutama dalam hal pendidikan tanpa perantara orang tua manusia tidak akan ada dan tidak akan mengenal arti kehidupan didunia karena orang tualah yang pertama kali mengenalkan dan mengajarkan kepada manusia akan arti kehidupan.
Betapa berjasanya orang tua dalam kehidupan manusia maka sudah sepatutnya manusia untuk berbakti kepada kedua orang tuanya. Bentuk berbakti kepada orang tua bisa berupa patuh dan taat pada perintahnya selama masih dalam kebaikan, bertutur kata yang sopan, menjaga nama baik orang tua dan lain sebaginya.
B.    BATASAN MASALAH
Dalam pembahasan makalah ini penulis member batasan hanya kepada:
1.    Cara berbakti kepada kedua orang tua
2.    Syarat berbakti kepada kedua orang tua
3.    Hikmah berbakti kepada kedua orang tua
C.    RUMUSAN MASALAH
Dalam pembuatan makalah ini yang jadi rumusan masalahnya yaitu:
1.    Bagaimana cara berbakti kepada kedua orang tua?
2.    Apa saja syara-syarat dalam berbakti kepada kedua orang tua?
3.    Apa saja hikmah berbakti kepada kedua orang tua?
D.    TUJUAN PENULISAN
Tujuan penulisan makalah ini yaitu:
1.    Agar Mahasiswa tahu bagaimana cara berbakti kepada kedua orang tua
2.    Agar Mahasiswa tahu apa saja syara-syarat dalam berbakti kepada kedua orang tua.
3.    Agar Mahasiswa tahu apa saja hikmah berbakti kepada kedua orang tua.
E.    METODE PENGUMPULAN DATA
Dalam pembuatan makalah ini, penulis menggunakan metode pengumpulan data dengan cara Browsing di Internet. Baik itu dengan membuka website, Blogger, Artikel, maupun Page. 
BAB II
BERBAKTI KEPADA KEDUA ORANG TUA
A.    CARA BERBAKTI KEPADA KEDUA ORANG TUA
Terdapat banyak ayat yang mendudukkan ridha orang tua setelah ridha Allah dan keutamaan berbakti kepada orang tua adalah sesudah keutamaan beriman kepada Allah.
Ada lima kriteria yang menunjukkan bentuk bakti seorang anak kepada kedua orang tuanya diantaranya yaitu:
1.    Tidak ada komentar yang tidak mengenakkan dikarenakan melihat atau tercium dari kedua orang tua kita sesuatu yang tidak enak. Akan tetapi memilih untuk tetap bersabar dan berharap pahala kepada Allah dengan hal tersebut. Sebagaimana dulu keduanya bersabar terhadap bau-bau yang tidak enak yang muncul dari diri kita ketika kita masih kecil. Tidak ada rasa susah dan jemu terhadap orang tua sedikit pun.
2.    Tidak menyusahkan kedua orang tua dengan ucapan yang menyakitkan.
3.    Mengucapkan ucapan yang lemah lembut kepada keduanya diiringi dengan sikap sopan santun yang menunjukkan penghormatan kepada keduanya. Tidak memanggil keduanya langsung dengan namanya, tidak bersuara keras di hadapan keduanya. Tidak menajamkan pandangan kepada keduanya (melotot) akan tetapi hendaknya pandangan kita kepadanya adalah pandangan penuh kelembutan dan ketawadhuan. Allah berfirman dalam surat Al-Israa’ ayat 24 yaitu;
              
24. dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil".
Urwah mengatakan jika kedua orang tuamu melakukan sesuatu yang menimbulkan kemarahanmu, maka janganlah engkau menajamkan pandangan kepada keduanya. Karena tanda pertama kemarahan seseorang adalah pandangan tajam yang dia tujukan kepada orang yang dia marahi.
4.    Berdo’a memohon kepada Allah agar Allah menyayangi keduanya sebagai balasan kasih sayang keduanya terhadap kita.
5.    Bersikap tawadhu’ dan merendahkan diri kepada keduanya.
Yaitu dengan cara mentaati keduanya selama tidak memerintahkan kepada kemaksiatan terhadap Allah serta sangat berkeinginan untuk memberikan apa yang diminta oleh keduanya sebagai wujud kasih sayang seorang anak kepada orang tuanya.
Perintah Allah untuk berbuat baik kepada orang tua itu bersifat umum. Mencakup hal-hal yang disukai oleh anak ataupun hal-hal yang tidak disukai oleh anak.
Bahkan sampai-sampai Al-Qur’an memberi wasiat kepada para anak agar berbakti kepada kedua orang tuanya meskipun mereka adalah orang-orang yang kafir. Yakni dalam surat Luqman ayat 15:
                   •               
15. dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, Maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu, Maka Kuberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan. (QS. Lukman: 15)

B.    SYARAT MENJADI ANAK BERBAKTI
Ada tiga persyaratan yang harus dipenuhi, agar seorang anak bisa disebut sebagai anak yang berbakti kepada kedua orang tuanya yaitu:
1.    Lebih mengutamakan ridha dan kesenangan kedua orang tua daripada ridha diri sendiri, isteri, anak, dan seluruh manusia.
2.    Mentaati orang tua dalam semua apa yang mereka perintahkan dan mereka larang baik sesuai dengan keinginan anak ataupun tidak sesuai dengan keinginan anak. Selama keduanya tidak memerintahkan untuk kemaksiatan kepada Allah.
3.    Memberikan untuk kedua orang tua kita segala sesuatu yang kita ketahui bahwa hal tersebut disukai oleh keduanya sebelum keduanya meminta hal itu. Hal ini kita lakukan dengan penuh kerelaan dan kegembiraan dan selalu diiringi dengan kesadaran bahwa kita belum berbuat apa-apa meskipun seorang anak itu memberikan hidup dan hartanya untuk kedua orang tuanya.

C.    KEUTAMAN BERBAKTI KEPADA KEDUA ORANG TUA
1.    Termasuk Amal yang Paling Allah Cinta
Sebagaimana dijelaskan dalam sebuah hadits yang artinya;
Dari Abdullah bin Mas’ud “Aku bertanya kepada Rasulullah, “Amal apakah yang paling Allah cintai.” Beliau bersabda, “Shalat pada waktunya,” Aku bertanya, “Kemudian apa?” Nabi bersabda, “Berbakti kepada kedua orang tua.” Aku bertanya, “Kemudian apa?” Nabi bersabda, “Berjihad di jalan Allah.” (HR. Bukhari dan Muslim)
2.    Jalan Menuju Surga
Berbuat baik kepada orang tua dan taat kepada keduanya dalam kebaikan merupakan jalan menuju Surga. Sedangkan durhaka kepada orang tua akan mengakibatkan seorang anak tidak masuk Surga. Dan di antara dosa-dosa yang Allah ‘Azza wa Jalla segerakan adzabnya di dunia adalah berbuat zhalim dan durhaka kepada orang tua. Dengan demikian, jika seorang anak berbuat baik kepada orang tuanya, Allah akan meng-hindarkannya dari berbagai malapetaka, dengan izin Allah ‘Azza wa Jalla dan akan dimasukkan ke Surga.
Sebagaimana hadits yang di riwayatkan oleh Imam Muslim yang artinya;
Dari Abu Hurairah, aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Celaka, celaka, dan celaka.” Ada yang bertanya, “Siapa dia wahai Rasulullah?” Nabi bersabda, “Dia adalah orang yang mendapati kedua orang tuanya atau salah satu dari keduanya dalam usia tua, akan tetapi kemudian dia tidak masuk surga.” (HR Muslim)
3.    Panjang Umur dan di Luaskan Rizkinya
Dalam silaturahmi, yang harus didahulukan adalah silaturahmi kepada orang tua sebelum kepada yang lain. Banyak di antara saudara-saudara kita yang sering berkunjung kepada teman-temannya, tetapi kepada orang tuanya sendiri jarang, bahkan tidak pernah. Padahal ketika masih kecil, dia selalu bersama orang tuanya.
Sesulit apa pun harus tetap diusahakan untuk bersilaturahmi kepada kedua orang tua, karena dekat kepada keduanya -insya Allah- akan dimudahkan rizki dan dipanjangkan umurnya. Sebagai mana juga diterangkan dalam beberapa hadits yang artinya;
Dari Salman, sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidak ada yang bisa menolak takdir kecuali doa dan tidak ada yang bisa menambah umur kecuali amal kebaikan.” (HR. Turmudzi dan dihasankan oleh al-Albani)
Anas mengatakan, “Barang siapa yang ingin diberi umur dan rezeki yang panjang maka hendaklah berbakti kepada kedua orang tuanya dan menjalin hubungan dengan karib kerabatnya.” (HR. Ahmad)
4.    Semua Amal Shalih Diterima dan Kesalahan-Kesalahan Diampuni
Sebagai mana firman Allah dalam surat Al-Ahqaaf ayat 15-16:
   •           •  •                                                •         
15. Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga apabila Dia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun ia berdoa: "Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan Sesungguhnya aku Termasuk orang-orang yang berserah diri".
16. mereka Itulah orang-orang yang Kami terima dari mereka amal yang baik yang telah mereka kerjakan dan Kami ampuni kesalahan-kesalahan mereka, bersama penghuni-penghuni surga, sebagai janji yang benar yang telah dijanjikan kepada mereka.”(QS al-Ahqaf: 15-16)
5.    Mendapatkan Ridha Allah SWT.
Sebagaimana diterangkan dalam sebuah Hadits yang diriwayatkan oleh Thabrani dan dishahihkan oleh al-Albani yang artinya:
Dari Abdullah bin Amr, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Ridha Allah tergantung ridha kedua orang tua dan murka Allah tergantung murka kedua orang tua.” (HR. Thabrani dan dishahihkan oleh al-Albani)
6.    Diterima Doanya dan Hilangnya Kesusahan
7.    Lebih Utama Daripada Hijrah dan Jihad
Sebagaimana di jelaskan dalam sebuah hadits riwayat Muslim yang artinya:
Dari Abdullah bin Amr bin al-Ash ada seorang yang menemui Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu berkata, “Aku hendak membaiatmu untuk berhijrah dan berjihad dalam rangka mengharap pahala dari Allah.” Nabi bertanya kepada keduanya, “Apakah diantara kedua orang tuamu ada yang masih hidup.” “Ya, kedua-duanya masih hidup.” Jawabnya. Nabi bertanya, “Engkau mengharap pahala dari Allah?” “Ya.” Jawabnya. Nabi bersabda, “Pulanglah, temui keduanya dan sikapilah keduanya dengan baik.” (HR. Muslim)
8.    Orang Tua Ridha dan Mendoakan
Jika seorang anak berbakti kepada kedua orang tuanya, tentu keduanya akan senang, dan pertanda ridhanya kepadanya. Kemudian mendoakannya, sedangkan doa orang tua itu pasti terjawab.
Ada tiga orang yang doanya mustajab dan hal tersebut tidak perlu diragukan lagi. Tiga orang tersebut adalah doa orang yang teraniaya. Doa orang yang sedang bepergian dan doa orang tua untuk kebaikan anaknya. (HR. Ibnu Majah dan dihasankan oleh al-Abani)
9.     Anak Kita Akan Berbakti Kepada Kita
Sikap bakti adalah hutang, maka sebagaimana kita berbakti kepada orang tua kita, maka anak kita pun akan berbakti kepada kita.
10.    Tidak Akan Menyesal
Seorang anak yang tidak berbakti kepada kedua orang tuanya akan merasakan penyesalan ketika keduanya sudah meninggal dunia dan belum sempat berbakti.
11.    Dipuji Banyak Orang
Bakti kepada kedua orang tua adalah sifat yang terpuji dan orang yang memiliki sifat ini pun akan mendapatkan pujian. Kisah Uwais al-Qorni adalah diantara dalil tentang hal ini.
12.    Merupakan Sifat Para Nabi
Sebagaimana dijelaskan dalam beberapa ayat al-Qur’an yakni
Tentang Nabi Yahya As. Dalam Surat Maryam ayat 14:
    •    
14. dan seorang yang berbakti kepada kedua orang tuanya, dan bukanlah ia orang yang sombong lagi durhaka. (QS. Maryam: 14)
Tentang Nabi Isa As. Allah SWT. Berfirman dalam surat Maryam ayat 32:
        
32. dan berbakti kepada ibuku, dan Dia tidak menjadikan aku seorang yang sombong lagi celaka.” (QS. Maryam: 32)
Tentang Nabi Ismail As. Allah SWT berfirman dalam surat. ash-Shaaffat ayat 102:
                              
102. Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: "Hai anakku Sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!" ia menjawab: "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku Termasuk orang-orang yang sabar".” (QS. ash-Shaffat: 102)
13.    Berbakti Kepada Orang Tua Dapat Menghilangkan Kesulitan Yang Sedang Dialami
Dengan cara bertawassul dengan amal shalih tersebut. Dalilnya adalah hadits riwayat dari Ibnu ‘Umar radhiyallaahu ‘anhuma mengenai kisah tiga orang yang terjebak dalam gua, dan salah seorangnya bertawassul dengan bakti kepada ibu bapaknya.

BAB III
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
Dari uraian diatas dapat diambil suatu kesimpualn bahwa manusia diperintahkan untuk selalu berbakti dan berbuat baik kepada orang tua dalam hal kebaikan. Selain itu manusia juga diperintahkan untuk tidak menyekutukan Allah, karena menyekutukan  Allah merupakan suatu kezaliman yang besar.
sebagaimana telah diperintahkan oleh Allah kepada Luqman terhadap anaknya saat ia memberi pelajaran. Dan juga manusia harus selalu berterima kasih kepada orang tua dan selalu bersyukur kepada Allah atas segala nikmat yang telah dikaruniakan kepada mereka.
B.    SARAN
Hendaknya kita sebagai seorang anak sekaligus calon orang tua harus berbakti kepada kedua orang tua. Sebagaimana telah dijelaskan dalam pembahasan makalah ini. Tidak mudah untuk mendidik, menjaga, melindungi seorang anak bagi kedua orang tua. Karena itu berbuat baiklah dan berbaktilah kepada ibu bapakmu.

DAFTAR PUSTAKA
Sumber:
1.    http://muslimah.or.id/akhlak-dan-nasehat/bakti-kepada-orang-tua.html
2.    http://ahttp://aswaja-center.blogspot.com/2012/02/anjuran-berbuat-baik-kepada-kedua-orang.htmlswaja-center.blogspot.com/2012/02/anjuran-berbuat-baik-kepada-kedua-orang.html
3.    http://luklukulfa.wordpress.com/2012/03/15/makalah-berbakti-kepada-kedua-orang-tua/
4.    Quthb, Sayyid. 2004.Tafsir Fi Zhalali qur’an jilid 10 (Jakarta : Gema Insani)
5.    Depag RI, Al-Qur’an Bayan. 2009 (Depok : Al-Qur’an Terkemuka
6.    Hadits shahih: Diriwayatkan oleh al-Bukhari (no. 527), Muslim dalam Kitabul Iman (no. 85), an-Nasa-i (I/292-293), at-Tirmidzi (no. 173), ad-Darimi (I/278), Ahmad (I/351, 409, 410, 439).
7.    Hadits shahih: Diriwayatkan oleh al-Bukhari dalam Adabul Mufrad (no. 2), Ibnu Hibban (no. 2026 al-Mawaarid), at-Tirmidzi (no. 1899), al-Hakim (IV/151-152), ia menshahihkan atas syarat Muslim dan adz-Dzahabi menyetujuinya. Syaikh al-Albani rahimahullaah mengatakan hadits ini sebagaimana yang dikatakan oleh mereka berdua (al-Hakim dan adz-Dzahabi). Lihat Shahiih Adabul Mufrad (no. 2).
Referensi:
1)    Hadits shahih: Diriwayatkan oleh al-Bukhari (no. 527), Muslim dalam Kitabul Iman (no. 85), an-Nasa-i (I/292-293), at-Tirmidzi (no. 173), ad-Darimi (I/278), Ahmad (I/351, 409, 410, 439).
2)    Hadits shahih: Diriwayatkan oleh al-Bukhari dalam Adabul Mufrad (no. 2), Ibnu Hibban (no. 2026 al-Mawaarid), at-Tirmidzi (no. 1899), al-Hakim (IV/151-152), ia menshahihkan atas syarat Muslim dan adz-Dzahabi menyetujuinya. Syaikh al-Albani rahimahullaah mengatakan hadits ini sebagaimana yang dikatakan oleh mereka berdua (al-Hakim dan adz-Dzahabi). Lihat Shahiih Adabul Mufrad (no. 2).

Tidak ada komentar: